Halaman

Kamis, 10 April 2014

Pulau Kakaban, Keindahan Bawah Laut



Pulau Kakaban mempunyai luas 774,2 hektar dan terletek di Kepulauan Derawan, Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. 

Pulau Kakaban menarik perhatian turis-turis mancanegara dengan beberapa keunikannya, salah satunya adanya danau di pulau tersebut yaitu Danau Kakaban. 

Yang mana pada danau tersebut diisi oleh campuran dari air hujan dan rembesan air laut dari pori-pori tanah dan membuat suatu habitat endemik yang berbeda pada kebanyakan kawasan danau lain di dunia, selain Danau Kakaban ada satu lagi danau dengan air payau yaitu di Kepulauan Palau, Mikronesia.

Danau Kakaban, adalah air laut yang terperangkap di Pulau Kakaban, ditambah dengan air dari dalam tanah dan air hujan sejak 2 juta tahun lalu. 

Danau Kakaban merupakan danau prasejarah yaitu zaman peralihan Holosin. Luasnya sekitar 5 km², berdinding karang terjal setinggi 50 meter, yang mengakibatkan air laut yang terperangkap tidak lagi bisa keluar, menjadi danau. 

Secara administratif, Danau Kakaban termasuk wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Di dunia, tempat seperti ini hanya dijumpai di Palau, Kepulauan Micronesia di kawasan Tenggara Laut Pasifik. 

Dengan demikian Pulau Kakaban merupakan satu-satunya pulau di Indonesia yang mempunyai danau di tengahnya.







Pulau Kakaban, salah satu dari gugus Kepulauan Derawan dinominasikan sebagai sebuah Kawasan Warisan Dunia. Bagi anda penyuka wisata bahari, kawasan yang mempunyai luas 774,2 hektar ini memiliki populasi dan keragaman ubur-ubur yang paling banyak di dunia, yaitu empat spesies unik ubur-ubur yang tidak menyengat.

Pulau ini dikelilingi tebing tinggi, sebelah barat luar tebing terhampar dataran rendah selebar 50an meter yang terdiri dari batu karang. 

Dari dataran karang itu anda bisa merapat, tentunya dengan baju renang dan peralatan snorkling berenang ke arah daratan itu.




Beberapa bagian daratan karang masih tertutup air laut yang dangkal sekitar 30 cm. Pada genangan air itu segerombolan ikan kecil seukuran teri berwarna hijau cerah mengelilingi karang. 

Di kaki tebing terdapat tangga kayu yang menanjak kemudian menurun berjarak 120 meter, menuntun anda ke tepi danau di balik bukit. 

Tangga ini terbuat dari kayu meranti dan di kiri kanan tangga tampak rerimbunan pohon bakau (Rhizophora) diselingi genera pohon tropis lain yang menjulang tinggi membentuk hutan mangrove, seperti tanjang (Bruguiera), apiapi (Avicennia), dan pidada (Sonneratia).

Pulau ini menempati urutan ketiga teratas sebagai tempat tujuan menyelam bertaraf dunia dan menjadikan pulau ini sebagai pulau impian bagi para penyelam. 

Di pulau kakaban ini para wisatawan dapat melakukan berbagai macam aktifitas diantaranya Menyelam, Anda dapat melihat berbagai jenis Ikan seperti Hiu, Dugong atau Ikan duyung, barracuda, penyu hijau dan sebagainya, Berenang, Snorkeling, Memancing, Berjalan di sepanjang pantai mengitara pulau, Mengamati penyu hijau, Menikmati wisata kuliner dengan berbagai pilihan makanan, Belanja berbagai souvener yang terbuat dari hasil laut.


Untuk menuju pulau kakaban ini wisatawan dapat menuju pulau derawan terlebih dahulu lalu menaiki kapal boat selama 45 menit menuju pulau kakaban ini.






 




Selasa, 08 April 2014

Pantai Kolbano, Pantai Kerikil Halus Di Kupang

Objek Wisata Pantai Kolbano. Meskipun tidak sepopuler provinsi tetangganya dengan keindahan alam Pulau Lombok, Nusa Tenggara Timur tetap memiliki objek wisata yang patut diperhitungkan. Provinsi yang beribukota di Kupang ini memiliki beberapa tujuan wisata yang cukup indah. Salah satunya adalah Pantai Kolbano.

Pernah dengar nama pantai ini kawan?. Saya yakin pasti masih banyak yang terasa asing di telinga kalian yah??. 

Pantai Kolbano merupakan sebuah objek wisata pantai yang terletak di Desa Kolbano, Kabupaten SoE, Nusa Tenggara Timur. Sekitar 180 kilometer dari Kupang dan biasanya ditempuh selama 4-5 jam perjalanan.



Pantai Kolbano memiliki keunikan tersendiri yang lain daripada yang lain. Biasanya sebuah pantai memiliki pasir putih atau warna lain di tepiannya, tidak begitu dengan Pantai Kolbano ini. Di tepi pantai ini dihiasi kerikil-kerikil warna-warni yang lembut dengan ukuran sebesar jari kelingking hingga kepalan tangan.



Selain dihiasi batu kerikil cantik, di bagian pantai yang biasa disebut fatu un ini terdapat sebuah batu raksasa yang berdiri dengan megahnya. Perpaduan antara kemegahan batu raksasa tersebut dengan kerikil halus berwarna-warni inilah yang menjadi daya tarik utama pantai Kolbano untuk menarik wisatawan.



Sejauh mata memandang, terlihat hamparan kerikil warna-warni dan pasir putih yang sangat indah, belum lagi air lautnya yang begitu jernih dan bersih. Pengunjung bisa menikmati pantai ini dengan bermain kerikil ataupun berenang di tepi pantai, namun tidak disarankan sampai ke tengah karena kadangkala ombaknya besar.

Tidak jauh dari lokasi pantai, di Desa Kolbano terdapat sebuah tugu bersejarah yang dibangun untuk memperingati peristiwa Perang Kolbano antara masyarakat setempat melawan penjajah Belanda yang terjadi pada tahun 1907. Namun kondisinya terlihat apa adanya, tidak ada upaya pemerintah untuk mempercantik tugu bersejarah ini.

Lokasi Pantai Kolbano yang tersembunyi dan dikelilingi perbukitan hijau ini yang membuat perjalanan menuju ke pantai ini cukup melelahkan. Butuh waktu 4-5 jam untuk sampai di lokasi pantai ini bila berangkat dari Kota Kupang. 

tambang kerikil pantai kolbano

Namun sangat disayangkan, Pantai Kolbano sekarang terancam keindahannya. Kekayaan alam berupa kerikil warna-warni dan pasir pantai di-komoditas-kan oleh warga dan pihak tertentu dengan menambangnya. 

Pemerintah setempat juga mengijinkan hal itu berlangsung. Hanya tersisa pantai sepanjang 100 meter yang termasuk daerah terlarang untuk ditambang. 

Bila ini dibiarkan, bukan tidak mungkin keunikan Pantai Kolbano ini hanya tinggal kenangan. 

Pemerintah harusnya lebih peduli akan kelestarian pantai ini, bukan semata-mata ingin "mengeruk" uang dengan cara yang sangat memprihatinkan tersebut. 

Bayangkan saja untuk 1 karung batu kerikil cantik ini hanya dihargai Rp 4 ribu saja, harga yang tidak sepadan dengan keindahan pantainya. Sungguh sangat ironi !.