Pantai Kuta
Pantai Kuta – Kabupaten Badung – Bali – Indonesia
Bagi wisatawan (tourist)
domestik maupun mancanegara, menikmati waktu senja di Pulau Bali terasa
tidak lengkap jika belum menyaksikan matahari tenggelam (sunset) di Pantai Kuta. Daya tarik Pantai Kuta berbeda dengan Pantai Sanur yang lebih diminati karena keindahan mentari terbitnya (sunrise). Selain panorama sunset,
Pantai Kuta juga menyuguhkan pemandangan yang cukup mengesankan, yakni
garis lengkung pantainya yang berbentuk bulan sabit dengan hamparan
pasir putih sepanjang + 2 km.
Sebelum
menjelma menjadi obyek wisata terkemuka, dulunya Pantai Kuta merupakan
salah satu pelabuhan dagang di Pulau Bali yang menjadi pusat pemasaran
hasil-hasil bumi masyarakat pedalaman dengan para pembeli dari luar.
Pada abad ke-19, Mads Lange, seorang pedagang asal Denmark, menetap dan
mendirikan markas dagang di Pantai Kuta. Melalui keterampilannya
bernegosiasi, Mads Lange menjadi perantara perdagangan antara raja-raja
di Bali dengan Belanda.
Pada perkembangannya, Pantai Kuta mulai kondang setelah Hugh Mahbett menerbitkan buku berjudul Pujian untuk Kuta.
Buku tersebut berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan
fasilitas pariwisata demi menunjang perkembangan kunjungan wisata ke
Pantai Kuta. Melalui buku itu, wacana tentang pengembangan fasilitas
pariwisata kian marak, sehingga pembangunan penginapan, restoran, maupun
tempat-tempat hiburan makin meningkat.
Sebagai
pantai paling populer di Bali, denyut aktivitas wisatawan di Pantai
Kuta beranjak dari pagi hingga dini hari. Pada pagi hari, Pantai Kuta
dikunjungi oleh wisatawan yang ingin menghirup udara segar, sekedar
berjalan-jalan, atau mencari sarapan. Pada siang hari, para turis baik
domestik maupun mancanegara biasa menikmati panorama alam sembari
berjemur di pinggir pantai. Ada juga keluarga yang membawa anak-anak
mereka untuk bermain pasir atau berenang di pantai.
Jika sore menjelang, jumlah wisatawan umumnya bertambah untuk menyaksikan daya pikat pantai ini, yaitu matahari tenggelam (sunset). Apabila malam telah merambat, suasana Pantai Kuta berubah lebih semarak dengan suasana kehidupan malam (night life) yang terpusat di sejumlah tempat hiburan.Daya tarik lainnya, Pantai Kuta memiliki deburan ombak yang besar yang menjadi tantangan tersendiri bagi para wisatawan untuk melakukan olahraga selancar (surfing). Tempat ini juga kerapkali menjadi arena perlombaan selancar tingkat nasional maupun tingkat dunia. Kendati demikian, Pantai Kuta juga cocok untuk para pemula yang baru belajar berselancar.
Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Propinsi Bali, Indonesia.
Untuk
menuju ke Pantai Kuta, wisatawan dapat memulai perjalanan dari Kota
Denpasar. Dari ibukota Propinsi Bali ini Pantai Kuta terletak sekitar 11
km arah selatan. Dari Denpasar wisatawan dapat menggunakan jasa
transportasi umum (taksi maupun bemo) dengan lama perjalanan sekitar
15—20 menit.
Sebagai pusat
destinasi pariwisata di Pulau Bali, Pantai Kuta memiliki beragam
fasilitas pendukung, salah satunya adalah pusat pelatihan dan penyewaan
peralatan surfing. Bagi wisatawan yang ingin belajar melakukan surfing,
di pantai ini tersedia tempat-tempat khusus yang menyewakan peralatan
selancar dan sekaligus pemandu. Di pantai ini juga tersedia arena
hiburan, seperti bungy jumping, water boom serta arena
permainan lainnya. Selain itu, di sepanjang Pantai Kuta terdapat
berbagai macam kafe, bar, pub, diskotek, maupun ajang live music yang selalu ramai dikunjungi oleh para turis untuk menghabiskan waktu atau sekedar menambah hiburan di malam hari.
Bagi
para penggemar belanja, di sekitar Pantai Kuta tersedia toko-toko
suvenir yang menjual barang kerajinan dalam berbagai bentuk, berbagai
macam aksesoris, pakaian khas pantai, serta kaos oblong. Di dekat Pantai
Kuta juga terdapat supermarket, hotel berbintang, wisma, serta warung
makan maupun restoran yang menyuguhkan berbagai masakan dengan selera
lokal maupun cita rasa global.
Apabila
wisatawan ingin sekedar relaksasi, di pinggiran Pantai Kuta terdapat
para pemijat profesional yang bisa langsung disewa dengan biaya sekitar
Rp 20.000 untuk setengah jam dan Rp 40.000 untuk satu jam pemijatan. Ada
juga penjual jasa yang memiliki keterampilan untuk mempercantik
penampilan wisatawan, misalnya para pembuat tatto temporer, pewarna
kuku, serta penata/pengepang rambut. biaya sebelum kenaikan BBM , hehehe . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar